GAMBARAN KEHIDUPAN PASANGAN LANSIA DALAM FILM PENDEK WAN AN KARYA YANDY LAURENS
Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure
Keywords:
Semiotika, pasangan lansia, film pendekAbstract
ABSTRACT
This study analyzes the portrayal of elderly couples’ lives in the short film “Wan An” by Yandy Laurens through Ferdinand de Saussure’s semiotic approach, which separates signs into the signifier and the signified. Using a qualitative method, the analysis was conducted on eight key scenes depicting love, harmony, cooperation, social interaction, anxiety about death, dark humor, emotional management, and relationship resilience within the context of Chinese culture. The analysis results show that signifiers such as Ing’s smile at Tji, harmonious communication, daily routines, mahjong games, pretend-death jokes, expressions of anger, and the phrase “Wan An” meaning good night reflect signified meanings such as deep love, emotional dependence, and ways of coping with the fear of death through humor. The film conveys the reality of elderly life filled with fear of loss and mutual dependence, wrapped in an emotional narrative with an unpredictable plot and repeated routines that feel different due to conflict. Overall, Wan An successfully immerses the audience in its emotions through an unpredictable storyline while portraying the dynamics of elderly relationships in a touching and entertaining manner.
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis gambaran kehidupan pasangan lansia dalam film pendek “Wan An” karya Yandy Laurens melalui pendekatan semiotika Ferdinand de Saussure, yang memisahkan tanda menjadi signifier (penanda) dan signified (pertanda). Dengan metode kualitatif, analisis dilakukan terhadap delapan adegan kunci yang menggambarkan cinta, keharmonisan, kerjasama, interaksi sosial, kecemasan akan kematian, humor gelap, pengelolaan emosi, dan ketangguhan hubungan dalam konteks budaya Tionghoa. Hasil analisis menunjukkan bahwa signifier seperti senyuman Ing kepada Tji, komunikasi harmonis, rutinitas sehari-hari, permainan mahjong, lelucon pura-pura mati, kemarahan, dan ucapan "Wan An" yang artinya selamat malam mencerminkan signified berupa cinta mendalam, ketergantungan emosional, dan cara menghadapi ketakutan akan kematian dengan humor. Film ini menyampaikan realitas kehidupan lansia yang penuh dengan ketakutan akan kehilangan dan saling ketergantungan, dibalut dalam narasi emosional dengan alur tak terduga dan pengulangan rutinitas yang terasa berbeda akibat konflik. Secara keseluruhan, Wan An berhasil mengajak penonton larut dalam emosinya dengan narasi yang emosional dan alur tidak terduga untuk memahami dinamika hubungan lansia dengan cara yang menyentuh dan menghibur.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Natasya Aisa Simanjuntak

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.





